Allahmemuliakan dan menghinakan kepada siapa yang dikehendaki. Dan dalam hadits tersebut maksudnya jika kita telah berusaha untuk menjaga keluarga kita tetap pada jalan yang lurus dan benar yang dikehendaki oleh Allah SWT maka insha Allah segala sesuatunya pasti ada jalan keluarnya.
Keluargayang Rukun dan Penuh Keterbukaan. Yenny Kartika Official Writer. 15106. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4). Setuju atau tidak, institusi yang Tuhan dirikan di muka bumi ini adalah keluarga.
RencanaAllah untuk menjadikan keluarga sebagai wadahNya telah ditetapkan bakan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Sampai hari ini, rencana Tuhan bagi setiap pasangan Kristen adalah agar pasangan tersebut menghasilkan anak-anak Tuhan yang memiliki rasa tanggung jawab atas ciptaanNya. 3. Kesatuan, keintiman dan persahabatan
Keluargadalam Pandangan Islam. Syaithan begitu berambisi dalam merusak sebuah keluarga. Berbagai upaya ditempuh untuk mencapai ambisinya itu. Ini disebabkan keluarga merupakan pondasi bagi terbentuknya masyarakat muslim yang berkualitas. Setiap manusia tentu mendambakan keamanan dan mereka berlomba-lomba untuk mewujudkannya dengan setiap
18 Keluarga yang kuat harus memiliki prinsip, yaitu: 1) Semua harus sudah lahir baru – Yoh. 3:3, 7; 2) Dibaptiskan, bersaksi bahwa hidup lama Anda sudah mati bersama Kristus dan dibangkitkan kembali dalam hidup yang baru untuk melakukan kehendak Allah – Rm. 6:3-5; 3) Serahkanlah diri Anda masing-masing untuk berlaku yang benar – Rm. 12:1
Oranglain tidak mendapatkan pahala atau dosa karena perbuatan orang lain, kecuali apa yang sudah disebutkan dalam hadits shahih seperti doa anak shalih, amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat. Yuk! Menjadi Keluarga Al-Quran [1] Dalam hal ini, Allah ta’ala berfirman dalam banyak ayat di Al-Quran diantaranya:
. Rencana Allah Bapa bagi Keluarga Kekal-Nya Keluarga Prafana Allah Keluarga ditetapkan oleh Allah. Itu adalah unit paling penting untuk sekarang dan selama-lamanya. Bahkan sebelum kita dilahirkan di bumi, kita adalah bagian dari sebuah keluarga. Kita masing-masing “adalah putra atau putri roh terkasih dari orangtua surgawi” dengan “sifat dan tujuan ilahi” “Keluarga Pernyataan kepada Dunia,” Ensign November 1995, 102. Allah adalah Bapa Surgawi kita, dan kita tinggal di hadirat-Nya sebagai bagian dari keluarga-Nya dalam kehidupan prafana. Di sana kita mempelajari pelajaran-pelajaran pertama kita dan dipersiapkan untuk kefanaan lihat A&P 13856. Tujuan Kefanaan Karena kasih Allah bagi kita, Dia mempersiapkan sebuah rencana yang mencakup kedatangan kita ke bumi, tempat kita akan menerima tubuh dan diuji supaya kita dapat maju dan menjadi lebih seperti Dia. Rencana ini disebut “rencana keselamatan” Alma 2414, “rencana kebahagiaan yang besar” Alma 428, dan “rencana penebusan” Alma 1225; lihat juga ayat 26–33. Tujuan rencana Allah adalah untuk menuntun kita menuju kehidupan kekal. Allah menyatakan, “Inilah pekerjaan-Ku dan kemuliaan-Ku—untuk mendatangkan kebakaan dan kehidupan kekal bagi manusia” Musa 139. Kehidupan kekal adalah karunia terbesar Allah bagi anak-anak-Nya lihat A&P 147. Itu adalah permuliaan dalam tingkat tertinggi kerajaan selestial. Melalui rencana keselamatan, kita dapat menerima berkat kembali ke hadirat Allah ini dan menerima kegenapan sukacita. Pendamaian Yesus Kristus Untuk memperoleh permuliaan dalam kerajaan Allah, kita harus mengatasi dua rintangan kefanaan kematian dan dosa. Karena kita tidak dapat mengatasi satu pun dari rintangan ini oleh diri kita sendiri, Bapa Surgawi mengutus Putra-Nya, Yesus Kristus, untuk menjadi Juruselamat dan Penebus kita. Kurban pendamaian Juruselamat memungkinkan bagi semua anak Allah untuk mengatasi kematian jasmani, dibangkitkan, dan memperoleh kebakaan. Pendamaian juga memungkinkan bagi mereka yang bertobat dan mengikuti-Nya untuk mengatasi kematian rohani, kembali ke hadirat Allah untuk berdiam bersama-Nya, dan mendapatkan kehidupan kekal lihat A&P 453–5. Peranan Keluarga dalam Rencana Allah Sebagai bagian dari rencana Bapa Surgawi, kita dilahirkan ke dalam keluarga-keluarga. Dia menetapkan keluarga-keluarga untuk mendatangkan kebahagiaan kepada kita, untuk membantu kita belajar asas-asas yang benar dalam suasana penuh kasih, dan mempersiapkan kita bagi kehidupan kekal. Orangtua memiliki tanggung jawab yang sangat penting untuk menolong anak-anak mereka mempersiapkan diri kembali kepada Bapa Surgawi. Orangtua memenuhi tanggung jawab ini dengan mengajar anak-anak mereka untuk mengikuti Yesus Kristus dan menjalankan Injil-Nya. Peranan Gereja Gereja menyediakan organisasi dan sarana untuk mengajarkan Injil Yesus Kristus kepada semua anak Allah. Gereja menyediakan wewenang imamat untuk melaksanakan tata cara-tata cara keselamatan dan permuliaan kepada semua orang yang layak dan bersedia untuk menerimanya. Kembali kepada Bapa Injil Yesus Kristus Rencana keselamatan adalah kegenapan Injil. Rencana itu mencakup Penciptaan, Kejatuhan, Pendamaian Yesus Kristus, dan semua hukum, tata cara, serta ajaran Injil. Itu menyediakan cara bagi kita untuk mengalami sukacita dalam kefanaan lihat 2 Nefi 225 dan juga berkat kehidupan kekal. Melalui Pendamaian Yesus Kristus, kita dapat dibersihkan dan dikuduskan dari dosa dan mempersiapkan diri masuk kembali ke hadirat Bapa Surgawi kita. Untuk menerima berkat ini, kita harus mengikuti asas dan tata cara Injil lihat Pasal-Pasal Kepercayaan 13. Kita harus Menjalankan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, Putra Tunggal Allah. Berpaling kepada Allah melalui pertobatan yang tulus, mengalami perubahan hati serta mengakui dan meninggalkan dosa. Menerima tata cara yang menyelamatkan melalui pembaptisan untuk pengampunan atas dosa-dosa. Dikukuhkan sebagai anggota Gereja dan menerima karunia Roh Kudus melalui penumpangan tangan. Bertahan sampai akhir dengan menaati perjanjian-perjanjian sakral. Asas-asas ini telah diajarkan sejak zaman Adam. Sewaktu kita sampai pada pemahaman dan memercayai kebenaran-kebenaran ini serta memperoleh kesaksian yang teguh mengenai Yesus Kristus, kita berusaha untuk mematuhi perintah-perintah-Nya dan ingin berbagi berkat-berkat kita dengan keluarga kita serta orang-orang lain lihat 1 Nefi 89–37. Dengan landasan kesaksian yang kuat ini, unsur-unsur lain dari kegiatan Gereja mengikuti secara alami. Pertumbuhan rohani pribadi terjadi sewaktu kita mendekat kepada Allah melalui doa, penelaahan tulisan suci, perenungan, dan kepatuhan. Nefi mengajarkan “Setelah kamu memasuki jalan yang sesak dan sempit ini, aku hendak bertanya apakah semuanya telah dilakukan? Lihatlah, aku berkata kepadamu Belum; karena kamu tidak datang sejauh ini kecuali melalui firman Kristus dengan iman yang tak terguncangkan kepada-Nya, bersandar seutuhnya pada jasa Dia yang perkasa untuk menyelamatkan. Karenanya, kamu mesti maju terus dengan ketabahan di dalam Kristus, memiliki kecemerlangan harapan yang sempurna, dan kasih bagi Allah dan bagi semua orang. Karenanya, jika kamu akan maju terus, mengenyangkan diri dengan firman Kristus, dan bertahan sampai akhir, lihatlah, demikian firman Bapa Kamu akan memperoleh kehidupan kekal” 2 Nefi 3119–20. Kita masing-masing bertanggung jawab di hadapan Allah untuk belajar dan menaati perintah-perintah-Nya serta menjalankan Injil. Kita akan dihakimi menurut tindakan kita, keinginan hati kita, dan jenis orang seperti apa kita telah menjadi. Sewaktu kita menjadi pengikut sejati Yesus Kristus, kita mengalami perubahan hati yang hebat dan “tidak memiliki lagi watak untuk melakukan yang jahat” Mosia 52; lihat juga Alma 512–15; Moroni 1032–33. Sewaktu kita menjalankan Injil Yesus Kristus, kita tumbuh baris demi baris, menjadi lebih seperti Juruselamat dalam mengasihi dan melayani orang lain. Peranan Pemimpin Gereja dan Guru Para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap serta guru berusaha untuk menolong orang-orang lain menjadi pengikut sejati Yesus Kristus lihat Mosia 1818–30. Untuk membantu individu dan keluarga dalam upaya ini, mereka Mengajar dan bersaksi mengenai ajaran-ajaran murni Injil Yesus Kristus. Memperkuat individu dan keluarga dalam upaya mereka untuk menaati perjanjian-perjanjian sakral mereka. Memberikan nasihat, dukungan, dan kesempatan untuk pelayanan. Selain itu, para pemimpin imamat tertentu memiliki wewenang untuk mengawasi pelaksanaan tata cara-tata cara imamat yang menyelamatkan. Membentuk Keluarga Kekal Keluarga adalah pusat dari rencana Allah, yang menyediakan suatu cara untuk melanjutkan hubungan keluarga hingga di balik kubur. Tata cara dan perjanjian sakral bait suci, yang ditaati dengan setia, menolong kita kembali ke hadirat Allah, dipersatukan secara kekal bersama keluarga kita. Suami dan Istri Permuliaan di tingkat tertinggi kerajaan selestial dapat dicapai hanya oleh mereka yang telah dengan setia menjalankan Injil Yesus Kristus dan dimeteraikan sebagai pasangan kekal. Pemeteraian suami dan istri untuk waktu fana dan kekekalan melalui wewenang imamat—juga dikenal sebagai pernikahan bait suci—adalah hak istimewa dan kewajiban sakral yang hendaknya diupayakan semua orang untuk diterima. Itu adalah landasan keluarga kekal. Sifat roh laki-laki dan perempuan membuat mereka saling melengkapi. Pria dan wanita dimaksudkan untuk maju bersama menuju permuliaan. Tuhan telah memerintahkan para suami dan istri untuk mengikatkan diri satu sama lain lihat Kejadian 224; A&P 4222. Dalam perintah ini, kata mengikatkan diri berarti sepenuhnya mengabdikan diri dan setia kepada seseorang. Pasangan yang sudah menikah mengikatkan diri kepada Allah dan satu sama lain dengan saling melayani dan mengasihi serta dengan menaati perjanjian-perjanjian dalam kesetiaan penuh kepada satu sama lain dan kepada Allah lihat A&P 2513. Satu pasangan harus menjadi satu dalam membentuk keluarga mereka sebagai dasar suatu kehidupan yang saleh. Para suami dan istri Orang Suci Zaman Akhir meninggalkan kehidupan lajang mereka dan membangun pernikahan mereka sebagai prioritas utama dalam kehidupan mereka. Mereka tidak memperkenankan orang atau kepentingan lain memiliki prioritas yang lebih besar dalam kehidupan mereka daripada menaati perjanjian-perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah dan satu sama lain. Meskipun demikian, pasangan suami istri terus mengasihi dan mendukung orangtua dan saudara mereka sambil memusatkan perhatian pada keluarga mereka sendiri. Dengan cara serupa, orangtua yang bijak menyadari bahwa tanggung jawab keluarga mereka berlanjut sepanjang kehidupan dalam semangat kasih dan dorongan. Menjadi satu dalam pernikahan menuntut kemitraan penuh. Sebagai contoh, Adam dan Hawa bekerja bersama, berdoa dan beribadat bersama, mempersembahkan kurban bersama, mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka bersama, dan berduka nestapa bersama atas anak-anak yang tidak patuh lihat Musa 51, 4, 12, 27. Mereka dipersatukan kepada satu sama lain dan kepada Allah. Orangtua dan Anak “Perintah pertama yang Allah berikan kepada Adam dan Hawa berkaitan dengan potensi mereka untuk menjadi orangtua, sebagai suami dan istri .… Perintah Allah bagi anak-anak-Nya untuk beranak cucu dan memenuhi bumi tetap berlaku” “Keluarga Pernyataan kepada Dunia”. Melalui rancangan ilahi, baik pria maupun wanita perlu mendatangkan anak-anak ke dalam kefanaan dan menyediakan lingkungan terbaik untuk membesarkan dan mengasuh anak-anak. Pemantangan seksual yang sepenuhnya sebelum pernikahan dan kesetiaan mutlak dalam pernikahan melindungi kekudusan dari tanggung jawab sakral ini. Orangtua serta para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap hendaknya melakukan segala yang dapat mereka lakukan untuk memperkuat ajaran ini. Mengenai peranan ayah dan ibu, para pemimpin Gereja telah mengajarkan “Para ayah harus memimpin keluarga mereka dalam kasih dan kebenaran serta bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan hidup dan perlindungan bagi keluarga mereka. Para ibu terutama bertanggung jawab bagi pengasuhan anak-anak mereka. Dalam tanggung jawab kudus ini, para ayah dan ibu berkewajiban untuk saling membantu sebagai pasangan yang setara” “Keluarga Pernyataan kepada Dunia”. Apabila tidak ada ayah di rumah, ibu mengetuai keluarga. Orangtua memiliki tanggung jawab yang ditetapkan secara ilahi “untuk membesarkan anak-anak mereka dalam kasih dan kebenaran, memenuhi kebutuhan fisik dan rohani mereka, dan mengajar mereka untuk saling mengasihi dan melayani, mematuhi perintah-perintah Allah, dan menjadi penduduk yang mematuhi hukum di mana pun mereka tinggal.” “Keluarga Pernyataan kepada Dunia”; lihat juga Mosia 414–15. Orangtua yang bijak mengajar anak-anak mereka untuk menerapkan kuasa Pendamaian yang menyembuhkan, memperdamaikan, dan memperkuat dalam keluarga mereka. Sama seperti dosa, kelemahan fana, luka emosional, dan amarah adalah kondisi yang memisahkan anak-anak Allah dari-Nya, kondisi yang sama ini dapat memisahkan anggota keluarga satu sama lain. Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab untuk berjuang bagi kesatuan keluarga. Anak-anak yang belajar berjuang bagi kesatuan di rumah akan mendapatinya lebih mudah untuk melakukannya di luar rumah. Anggota Gereja yang Belum Menikah Semua anggota, bahkan jika mereka belum pernah menikah atau tanpa keluarga dalam Gereja, hendaknya berusaha untuk memperoleh kehidupan ideal dalam sebuah keluarga kekal. Ini berarti mempersiapkan diri menjadi pasangan yang layak dan ayah atau ibu yang penuh kasih. Dalam sebagian kasus berkat-berkat ini tidak akan digenapi sampai kehidupan yang akan datang, tetapi tujuan terakhir adalah sama bagi semua orang. Para anggota setia yang keadaan mereka tidak memungkinkan mereka untuk menerima berkat-berkat pernikahan kekal dan menjadi orangtua dalam kehidupan ini akan menerima semua berkat yang dijanjikan dalam kekekalan, asalkan mereka menaati perjanjian-perjanjian yang mereka buat dengan Allah. Rumah Tangga dan Gereja Dalam ajaran dan praktik Injil yang dipulihkan, keluarga dan Gereja menolong serta memperkuat satu sama lain. Agar memenuhi syarat untuk berkat-berkat kehidupan kekal, keluarga perlu belajar ajaran-ajaran dan menerima tata cara-tata cara imamat yang tersedia hanya melalui Gereja. Agar menjadi organisasi yang kuat dan vital, Gereja memerlukan keluarga-keluarga yang saleh. Allah telah mengungkapkan sebuah pola kemajuan rohani bagi individu dan keluarga melalui tata cara, ajaran, program, dan kegiatan yang berpusat di rumah serta didukung Gereja. Organisasi dan program Gereja ada untuk memberkati individu dan keluarga serta bukan demi program dan organisasi semata. Para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap serta guru berupaya untuk membantu orangtua, bukan untuk menggantikan atau mengambil tempat mereka. Para pemimpin imamat dan organisasi pelengkap harus berikhtiar untuk memperkuat kesakralan rumah tangga dengan memastikan bahwa semua kegiatan Gereja mendukung kehidupan individu dan keluarga. Para pemimpin Gereja perlu berhati-hati untuk tidak membebani keluarga-keluarga dengan terlalu banyak tanggung jawab Gereja. Orangtua dan para pemimpin Gereja bekerja bersama untuk menolong individu dan keluarga kembali kepada Bapa kita di Surga dengan mengikuti Yesus Kristus. Memperkuat Rumah Tangga Pengikut Yesus Kristus diundang untuk “berkumpul,” “berdiri di tempat-tempat kudus,” dan “tidak berpindah” A&P 4532; 878; 10122; lihat juga 2 Tawarikh 355; Matius 2415. Tempat-tempat kudus ini meliputi bait suci, rumah, dan gedung gereja. Kehadiran Roh dan perilaku mereka di dalam bangunan-bangunan fisik inilah yang membuatnya menjadi “tempat-tempat kudus.” Di mana pun para anggota Gereja tinggal, mereka hendaknya menegakkan sebuah rumah di mana Roh hadir. Semua anggota Gereja dapat melakukan upaya untuk memastikan bahwa tempat tinggal mereka menyediakan tempat perlindungan dari dunia. Setiap rumah di Gereja, besar atau kecil, dapat menjadi “rumah doa, rumah puasa, rumah iman, rumah pembelajaran, rumah kemuliaan, rumah ketertiban, rumah Allah” A&P 88119. Para anggota Gereja dapat mengundang Roh ke dalam rumah mereka melalui cara-cara sederhana seperti hiburan yang sehat, musik yang baik, dan karya seni yang mengilhami contohnya, lukisan Juruselamat atau sebuah bait suci. Sebuah rumah dengan orangtua yang penuh kasih dan setia adalah tempat di mana kebutuhan rohani dan jasmani anak-anak terpenuhi dengan paling efektif. Rumah yang terpusat kepada Kristus memberikan kepada para orang dewasa dan anak-anak sebuah tempat untuk pertahanan melawan dosa, perlindungan dari dunia, penyembuhan dari rasa sakit emosional dan lainnya, serta kasih yang diperbuat dan tulus. Orangtua selalu telah diperintahkan untuk membesarkan anak-anak mereka “di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” Efesus 64; Enos 11 dan “dalam terang dan kebenaran” A&P 9340. Presidensi Utama menyatakan “Kami meminta para orangtua untuk membaktikan upaya-upaya terbaik mereka untuk mengajarkan dan membesarkan anak-anak mereka dalam asas-asas Injil yang akan mempertahankan mereka dekat dengan Gereja. Rumah adalah dasar dari suatu kehidupan yang saleh, dan tidak ada perantaraan lain yang dapat mengambil tempatnya atau memenuhi fungsi penting dalam membawa ke depan tanggung jawab yang diberikan Allah ini. Kami menasihati para orangtua dan anak-anak untuk memberikan prioritas tertinggi bagi doa keluarga, malam keluarga, penelaahan dan pengajaran Injil, dan kegiatan-kegiatan keluarga yang sehat. Betapa pun layak dan pantasnya tuntutan atau kegiatan lain, itu tidak boleh diizinkan untuk menggantikan tugas-tugas yang ditetapkan secara ilahi yang hanya orangtua dan keluarga dapat lakukan secara memadai” Surat Presidensi Utama, 11 Februari 1999. Orangtua memiliki tanggung jawab utama untuk membantu anak-anak mereka mengenal Bapa Surgawi dan Putra-Nya, Yesus Kristus lihat Yohanes 173. Para ayah dan ibu Orang Suci Zaman Akhir telah diperintahkan untuk mengajarkan ajaran Injil, tata cara, perjanjian, dan cara hidup yang saleh kepada anak-anak mereka lihat A&P 6825–28. Anak-anak yang dibesarkan dan diajar dengan cara demikian lebih cenderung dipersiapkan pada usia yang tepat untuk menerima tata cara-tata cara imamat dan untuk membuat dan mematuhi perjanjian-perjanjian dengan Allah. Memperkuat keluarga adalah fokus program-program Gereja yang diilhami seperti pengajaran ke rumah lihat A&P 2047, 51, pengajaran berkunjung, dan malam keluarga. Sebagaimana dalam segala sesuatu, Yesus memberikan teladan dengan memasuki rumah-rumah untuk melayani, mengajar, dan memberkati lihat Matius 814–15; 910–13; 266; Markus 535–43; Lukas 1038–42; 191–9. Malam Keluarga Para nabi zaman akhir telah menasihati para orangtua supaya mengadakan malam keluarga mingguan untuk mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka, memberikan kesaksian mengenai kebenarannya, dan memperkuat kesatuan keluarga. Para pemimpin pasak dan lingkungan harus memastikan hari Senin malam bebas dari semua pertemuan dan kegiatan Gereja sehingga malam keluarga dapat diadakan. Malam keluarga dapat mencakup doa keluarga, petunjuk Injil, berbagi kesaksian, nyanyian pujian dan lagu-lagu Pratama, serta kegiatan rekreasi yang sehat. Untuk informasi mengenai menggunakan musik di rumah, lihat Sebagai bagian dari malam keluarga, atau secara terpisah, orangtua juga dapat mengadakan dewan keluarga secara berkala untuk menetapkan gol-gol, menuntaskan persoalan, mengoordinasi jadwal, serta memberikan dukungan dan kekuatan kepada anggota keluarga. Malam keluarga adalah waktu keluarga yang sakral dan pribadi di bawah arahan orangtua. Para pemimpin imamat hendaknya tidak memberikan arahan mengenai apa yang hendaknya dilakukan keluarga selama waktu ini. Memperkuat Individu Para pemimpin Gereja hendaknya memberikan perhatian khusus kepada individu-individu yang saat ini tidak menikmati dukungan dari keluarga anggota Gereja yang kuat. Para anggota ini dapat mencakup anak-anak dan remaja yang orangtua mereka bukan anggota Gereja, individu-individu lain yang berada dalam keluarga yang hanya memiliki anggota Gereja sebagian, dan dewasa lajang segala usia. Mereka adalah anggota perjanjian dari keluarga kekal Allah, secara mendalam dikasihi oleh-Nya. Individu-individu ini hendaknya diberi kesempatan untuk melayani di Gereja. Gereja dapat menyediakan hubungan sosial dan penemanan yang sehat yang tidak dapat ditemukan para anggota ini di tempat lain. Setiap anggota Gereja adalah sama berharganya dengan setiap orang lainnya. Rencana kekal Allah menyediakan bagi semua anak-Nya yang setia untuk menerima setiap berkat kehidupan kekal, dipermuliakan dalam keluarga selamanya.
Renungan Harian, Sabtu 13 Juni 2020 “Dengarlah, hai orang Israel TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Ulangan 64-5. Saat ini, keluarga harus berjuang untuk membangun kasih didalam-Nya. Iblis sangat berusaha untuk menghancurkan keluarga, karena keluarga adalah sokoguru/sendi pembangun yang penting, ketika sebuah keluarga hancur maka semua orang didalamnya akan terdampak dan lingkungan disekitarnyapun akan terdampak. Perpecahan bukanlah hal yang dikehendaki Allah bagi keluarga. Allah memiliki sebuah rencana bagi keluarga sama seperti Ia memiliki rencana penebusan dan rencana kehidupan bagi setiap orang. Mari kita menemukan sejumlah aspek dalam rencana Allah bagi keluarga. Ulangan 6 adalah satu bacaan yang menyingkapkan rencana Allah bagi keluarga kita. I. Sebagai tempat kekuatan rohani. Allah menetapkan keluarga sebagai tempat untuk kekuatan rohani. Ulangan 64-5 menyampaikan bahwa kita harus membawa keluarga kita mengasihi Allah dan memiliki hubungan rohani dengan-Nya. Allah mengasihi kita, dan kita membalas kasih-Nya kepada kita dengan ketaatan. Keluarga sesungguhnya adalah tempat yang paling awal, tetapi banyak orang melupakan, menolak, dan mengabaikan Allah di dalam hidup dan rumah tangga mereka. Ketika ada kasih Tuhan didalam Keluarga maka, orang-orang didalamnya akan menjadi pribadi yang kuat dimanapun dia berada, dalam masyarakat dan lingkunyan disekitarnya. Karena itulah setiap anggota dalam keluarga harus menyadari tentang pentingnya membangun kekuatan dalam keluarga. 2. Sebagai tempat untuk kebenaran ilahi. Semua perintah, undang-undang, dan penghakiman dari Tuhan perlu diperhatikan dan diajarkan kepada setiap generasi. Ayat 6 berbicara mengenai “perintah” yang begitu penting, dan ayat 7 menyatakan bahwa kita harus “mengajarkan” perintah-perintah tersebut kepada anak-anak kita. Allah bukan hanya harus kita kasihi dan sembah, tetapi kata-kata, perintah, dan iman kepada-Nya harus diajarkan di dalam rumah kita. Iman kepada Allah yang hidup di dalam kehidupan keluarga dan bangsa kita sedang dipertaruhkan. Kata “mengajarkan” berarti mengasah, menajamkan. Seperti sese¬orang yang menajamkan pisaunya supaya lebih efektif, maka pengajaran akan menajamkan pikiran, hati, dan karakter anak-anak kita dengan kebenaran ilahi. Para orangtua, harus menerima tanggung jawab ini! Ini tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Ini sepenuhnya disandarkan di bahu orangtua. Pengajaran tentang keyakinan adalah salah satu di antaranya.” Mengajarkan Firman Allah secara konsisten dan dalam keteladanan merupakan tanggung jawab Orang Tua supaya kerohanian anak-anak terpelihara. 3. Sebagai tempat untuk karakter Kristiani. Allah merancang keluarga sebagai tempat untuk mengembangkan karakter Kristiani, sebagaimana terdapat di dalam Efesus Didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Pengembangan karakter menuntut pelatihan, dan keluarga menyediakannya sejak masa bayi hingga dewasa. Pengembangan karakter menuntut disiplin. Seorang anak tidak akan memiliki panduan arah apabila disiplin tidak dipraktikkan. Di sinilah rasa hormat terhadap otoritas dipelajari; dan di sinilah kita belajar menerima dan memahami satu sama lain serta hidup bersama orang lain. Firman Allah jelas berbicara mengenai perlunya mempraktikkan disiplin. Anak-anak membutuhkan rasa aman yang ditimbulkan oleh disiplin Amsal 1324 berkata, “Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.”Amsal 2915 berkata, “Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.”Ayat 17 berbunyi, Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Jika kita menanggapi Firman Allah ketika Ia memanggil dan memimpin keluarga kita dalam terang kasih dan Firman-Nya, kita akan mengalami sukacita rencana Allah. Allah memiliki rencana bagi keluarga Anda jika Anda mengizinkan Ia membantu Anda menemukannya. PA_221 Post Views 298
وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًاArab-Latin wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrāArtinya Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَنقَلِبَ ٱلرَّسُولُ وَٱلْمُؤْمِنُونَ إِلَىٰٓ أَهْلِيهِمْ أَبَدًا وَزُيِّنَ ذَٰلِكَ فِى قُلُوبِكُمْ وَظَنَنتُمْ ظَنَّ ٱلسَّوْءِ وَكُنتُمْ قَوْمًۢا بُورًاArab-Latin bal ẓanantum al lay yangqalibar-rasụlu wal-mu`minụna ilā ahlīhim abadaw wa zuyyina żālika fī qulụbikum wa ẓanantum ẓannas-saụ`, wa kuntum qaumam bụrāArtinya Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang KeluargaTerdokumentasikan pelbagai penjabaran dari para ahli ilmu berkaitan kandungan ayat tentang keluarga, sebagiannya sebagaimana terlampirDan tidaklah benar sebagaimana yang kalian klaim, yaitu karena kesibukan kalian dengan harta dan keluarga kalian, akan tetapi sebaliknya kalian mengira bahwa rasulullah dan para sahabat yang bersamanya akan binasa, tidak pulang kepada kalian selamanya. Setan membaguskan hal itu dalam hati kalian. Kalian menduga dengan dugaan buruk bahwa Allah tidak akan menolong hambaNya, Muhammad dan para sahabatnya atas musuh-musuh mereka. Kalian memang orang-orang celaka yang tidak ada kebaikan pada kalian. Tafsir al-MuyassarApa yang kalian jadikan alasan berupa kesibukan menjaga harta dan anak-anak bukanlah sebab dari ketertinggalan kalian untuk keluar bersama Nabi, justru kalian mengira bahwa Rasul dan para shahabat akan binasa semuanya dan tidak kembali kepada keluarganya di Madinah. Setan telah menjadikan hal itu indah di hati kalian, kalian telah berprasangka buruk terhadap Rabb kalian bahwa Dia tidak akan menolong Nabi-Nya, dan kalian menjadi kaum yang binasa karena keberanian kalian berprasangka buruk terhadap Allah dan tidak mau keluar bersama Rasul-Nya.” Tafsir al-MukhtasharBahkan kalian menyangka wahai orang-orang munafik bahwa rasulallah dan orang-orang mukmin tidak akan pernah kembali ke negeri dan keluarga mereka, yaitu keluarga dan kerabat mereka selamanya, dan juga berharap mereka ditaklukkan oleh orang-orang musyrik. Setan menghiasi hati-hati kalian untuk mencegah kalian agar tidak keluar berperang. Kalian berprasangka buruk sebagaimana yang disebutkan bahwa mustahil Allah menyelamatkan rasulNya. Di sisi Allah kalian adalah kaum yang akan dikancurkan karena prasangka ini, kalian berakidah rusak dan berniat busuk. Tafsir al-Wajizبَلْ ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَنقَلِبَ الرَّسُولُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَىٰٓ أَهْلِيهِمْ أَبَدًا Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya Namun kalian mengira musuh akan membinasakan semua orang-orang beriman sehingga tidak ada yang akan kembali kepada keluarganya, oleh sebab itu kalian enggan untuk ikut pergi, dan bukan karena alasan-alasan palsu yang telah kalian sebutkan sebelumnya. وَزُيِّنَ ذٰلِكَ فِى قُلُوبِكُمْdan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu Yakni setan menghiasi prasangka yang ada di dalam hati kalian, lalu kalian menerimanya. وَظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوْءِdan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk Yakni mereka mengira Allah tidak akan menolong rasul-Nya. وَكُنتُمْ قَوْمًۢا بُورًا dan kamu menjadi kaum yang binasa Yakni orang-orang yang binasa di sisi Allah. Zubdatut Tafsirإِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلَّآ ءَالَ لُوطٍ ۖ نَّجَّيْنَٰهُم بِسَحَرٍArab-Latin innā arsalnā 'alaihim ḥāṣiban illā āla lụṭ, najjaināhum bisaḥarArtinya Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu yang menimpa mereka, kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing,Sesungguhnya Kami mengirimkan kepada mereka angin yang kencang yang melempari mereka dengan batu kecuali keluarga Luth, Kami menyelamatkan mereka dari azab di akhir malam, sebagai nikmat Kami kepada mereka, sebagaimana Kami membalas Luth dan keluarganya dan memberi mereka nikmat, Kami juga menyelamatkan mereka dari azab Kami, Kami juga membalas siapa yang beriman kepada Kami dan bersyukur kepada Kami. Tafsir al-MuyassarSesungguhnya Kami mengirimkan angin yang melemparkan batu-batu kepada mereka, kecuali kepada keluarga Nabi Lūṭ, mereka tidak terkena siksa dan Kami telah menyelamatkan mereka dari siksa itu, saat mereka pergi pada malam hari sebelum terjadinya siksa itu di ujung malam. Tafsir al-MukhtasharKami mengirimkan untuk mereka angina kencang yang melmpari mereka bebatuan Pada awalnya Al-Hasib adalah angina yang melampari orang di sekitarnya dengan kerikil, yaitu bebatuan kecil, Akan tetapi Kami menolong keluarga Luth kecuali istrinya di malam hari sebelum waktu fajar, yaitu sepereman terakhir dari waktu malam Tafsir al-Wajizإِنَّآ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًاSesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu Yakni angin yang melempari mereka dengan bebatuan kecil. إِلَّآ ءَالَ لُوطٍ ۖ نَّجَّيْنٰهُم بِسَحَرٍkecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing Yakni kecuali Nabi Luth dan pengikutnya. Dan makna السحر yakni pada akhir malam. Zubdatut Tafsirوَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ ءَايَةَ مُلْكِهِۦٓ أَن يَأْتِيَكُمُ ٱلتَّابُوتُ فِيهِ سَكِينَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هَٰرُونَ تَحْمِلُهُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَArab-Latin wa qāla lahum nabiyyuhum inna āyata mulkihī ay ya`tiyakumut-tābụtu fīhi sakīnatum mir rabbikum wa baqiyyatum mimmā taraka ālu mụsā wa ālu hārụna taḥmiluhul-malā`ikah, inna fī żālika la`āyatal lakum ing kuntum mu`minīnArtinya Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang nabi mereka berkata kepada mereka, “sesungguhnya tanda kerajaannya adalah akan datang kepada kalian sebuah peti tempat Taurat diletakkan sebelumnya musuh-musuh mereka berhasil merampasnya dari mereka, didalamnya terdapat ketentraman dari Tuhan kalian dan peneguhan hati orang-orang yang ikhlas. dan didalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, seperti tongkat dan serpihan-serpihan lempengan-lempengan tanah yang berisi ayat-ayat Alquran yang dibawa oleh para malaikat. Sesungguhnya pada hal tersebut benar-benar ada kandung bukti besar bagi kalian atas terpilihnya Thalut sebagai raja yang memerintah kalian dengan perintah Allah, apabila kalian beriman kepada Allah dan rasul-rasul Nya. Tafsir al-MuyassarNabi mereka berkata kepada mereka, “Sesungguhnya tanda benarnya ketetapan Allah dalam memilih Ṭālut sebagai raja kalian ialah Allah akan mengembalikan Tabut kepada kalian. Tabut itu adalah sebuah peti yang sangat dihormati oleh orang-orang Bani Israil, kemudian hilang diambil orang. Peti itu selalu diiringi dengan ketenteraman. Di dalamnya terdapat sisa-sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun, seperti tongkat dan lembaran-lembaran Taurat. Sesungguhnya di situ benar-benar terkandung tanda-tanda yang nyata bagi kalian, jika kalian benar-benar beriman. Tafsir al-MukhtasharNabi mereka Shamuel berkata “Sesungguhnya tanda-tanda Thalut menjadi raja, yaitu dia akan membawakan kalian Tabut, yaitu kotak penyimpanan Taurat yang dicuri dari kalian dan diambil oleh musuh kalian yaitu orang-orang Palestina zaman dahulu yang di dalamnya terdapat ketenangan, yaitu martabat, ketenangan dan ketetapan jiwa, yaitu sesuatu yang menjadi sebab tenangnya hati kalian yang gelisah terkait perkara Thalut. Dan di dalamnya terdapat sisa Taurat, yaitu beberapa lembar Taurat dan sisa-sisa keluarga Musa dan Harun, seperti tongkat Musa, yang dibawa para malaikat menuju rumah Thalut. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bahwa Thalut akan menjadi raja, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah. Jadi dengarkan dan taatilah Thalut” Ibnu Abbas berkata “Raksasa telah membawa Tabut dari Bani Israil, lalu para malaikat membawa Tabut itu di antara langit dan bumi. Dan mereka melihat hal itu sampai para malaikat meletakkan Tabut di sisi Thalut. Ketika mereka melihat hal itu, mereka berkata “Benar sekali” Lalu mereka menerimanya dan menjadikannya raja. Para Nabi ketika akan menghadiri suatu peperangan, mereka membawa Tabut” Tafsir al-Wajizالتَّابُوتُ peti Dari Ibnu Abbas ia berkata dahulu kaum Amaliq kaum yang dulu tinggal di Palestina besar merampas peti dari Bani Israil. Kemudian para malaikat datang dengan membawa peti diantara langit dan bumi dan mereka melihat hal itu, hingga para malaikat meletakkan peti itu pada Thalut lalu mereka menyalami dia dan menjadikannya pemilik peti itu. Dan dahulu para nabi jika mendatangi peperangan mereka mendatangkan peti didepan mereka. سَكِينَةٌ ketenangan Makna السكينة yakni ketenangan dan kedamaian. Yakni dalam peti tersebut terdapat sebab ketenangan hati kalian dari apa yang kalian perselisihkan dalam urusan Thalut dan sebab keteguhan jiwa saat bertemu dengan para musuh. وَبَقِيَّةٌ مِّمَّا تَرَكَ ءَالُ مُوسَىٰ وَءَالُ هٰرُونَ dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun Ada pendapat mengatakan ia adalah tongkat Musa dan sisa dari Alwah yang tertulis didalamnya kitab Taurat pertama kali. Ada pula pendapat yang mengatakan selain itu. Dan pendapat lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan keluarga Musa dan Harun adalah personal Musa dan Harun itu sendiri. Sehingga maknanya apa yang ditinggalkan oleh Musa dan Harun. Zubdatut Tafsirيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَArab-Latin yā ayyuhallażīna āmanụ qū anfusakum wa ahlīkum nāraw wa qụduhan-nāsu wal-ḥijāratu 'alaihā malā`ikatun gilāẓun syidādul lā ya'ṣụnallāha mā amarahum wa yaf'alụna mā yu`marụnArtinya Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang menyiksa penghuninya adalah para malaikat yang kuat dan keras dalam perlakuan mereka. Mereka tidak menyelisihi perintah Allah, sebaliknya mereka senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka. Tafsir al-MuyassarWahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan kepada mereka, buatlah perisai untuk diri dan keluarga kalian dari api besar Neraka yang dinyalakan dengan manusia dan bebatuan. Di atas Neraka ada Malaikat yang kasar terhadap orang-orang yang memasukinya dan keras, mereka tidak mendurhakai perintah Allah jika diperintahkan dan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya tanpa malas dan enggan. Tafsir al-MukhtasharWahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya, jauhkanlah diri kalian dan keluarga kalian dari neraka dengan meninggalkan kemaksiatan dan melaksanakan ketaatan. Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia kafir dan batu-batu berhala yang disembah. Neraka itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang jumlahnya ada 19 malaikat yang memiliki sikap kasar, badannya sangat keras. Mereka tidak pernah melakukan kemaksiatan terhadap perintah Allah sebelumnya dan mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya di masa yang akan datang Tafsir al-Wajizيٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu Yakni jagalah diri kalian dengan menjalankan apa yang diperintahkan kepada kalian dan menjauhi apa yang dilarang bagi kalian. وَأَهْلِيكُمْ dan keluargamu Dengan memerintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan melarang mereka berbuat maksiat. نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُdari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu Yakni dari api yang besar yang menyala dengan manusia dan batu, sebagaimana api lain yang menyala dengan kayu. Ibnu Jarir mengatakan maka wajib bagi kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita agama dan perbuatan baik serta adab yang sangat mereka perlukan. عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌpenjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras Yakni di atas api neraka itu berdapat para penjaga dari golongan malaikat yang bertugas mengatur neraka dan mengazab penghuninya, mereka sangat bengis terhadap penghuni neraka, sama sekali tidak merasa kasihan jika penghuni neraka meminta belas kasihan, sebab mereka diciptakan untuk mengazab penghuni neraka. لَّا يَعْصُونَ اللَّـهَ مَآ أَمَرَهُمْdan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka Yakni tidak menyelisihi perintah Allah. وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Yakni melaksanakan perintah itu segera tanpa menundanya. Dan mereka mampu untuk menjalankan perintah itu. Zubdatut Tafsirوَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَٱبْعَثُوا۟ حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِۦ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَآ إِن يُرِيدَآ إِصْلَٰحًا يُوَفِّقِ ٱللَّهُ بَيْنَهُمَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًاArab-Latin wa in khiftum syiqāqa bainihimā fab'aṡụ ḥakamam min ahlihī wa ḥakamam min ahlihā, iy yurīdā iṣlāḥay yuwaffiqillāhu bainahumā, innallāha kāna 'alīman khabīrāArtinya Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha apabila kalian wahai para wali kedua suami istri,mengetahui adanya pertengkaran antara mereka berdua yang berpotensi mengakibatkan perceraian, maka utuslah oleh kalian kepada mereka berdua penengah yang adil dari keluarga suami,dan satu penengah yang adil dari keluarga istri, supaya mereka menganalisa dan menetapkan putusan yang mengandung kemaslahatan bagi pasangan suami istri tersebut. Dan dikarenakan niat baik dua penengah untuk mengadakan perdamaian, dan pemakaian ungkapan yang baik, Allah akan memberikan taufik bagi pasangan suami istri tersebut. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui,tidak ada satu urusan hamba-hambaNYA, juga Maha teliti terhadap apa yang dipendam oleh jiwa-jiwa mereka. Tafsir al-MuyassarJika kalian -wahai para wali pasangan suami-istri- merasa khawatir bahwa persengketaan yang terjadi di antara keduanya bisa berujung pada permusuhan dan pertentangan, kirimkanlah seorang laki-laki yang adil dari keluarga si suami dan seorang laki-laki yang adil dari keluarga si istri, agar kedua orang itu memutuskan sesuatu yang terbaik bagi pasangan suami-istri tersebut, baik berupa perceraian maupun kerukunan di antara keduanya. Namun kerukunan lebih disukai dan lebih diutamakan. Jika kedua utusan itu menginginkan kerukunan dan memilih jalan yang terbaik, niscaya Allah akan merukunkan pasangan suami-istri tersebut dan menghilangkan perselisihan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, tidak ada sesuatu pun yang tidak diketahui-Nya dari hamba-hamba-Nya lagi Maha Mengetahui apa yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka. Tafsir al-MukhtasharJika kalian takut tentang berlanjutnya perselisihan antara suami-istri itu, maka utuslah seorang hakim dari keluarga suami dan keluarga istri yang bisa memperbaiki masalah itu dengan cara yang masuk akal dan sesuai agama. Jika dua hakim atau suami istri itu bekehendak untuk memperbaiki hubungan, maka Allah akan memberi taufik kepada dua hakim dan suami-istri tersebut sampai mereka bergaul dengan baik, atau sampai keduanya saling sepakat. Dan jika tidak maka sebaiknya bercerai. Dan jika dua hakim tersebut berselisih maka keputusan hukum suami-istri tersebut tidak bisa dilaksanakan. Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui segala sesuatu dan Maha Memberitahu perkara hamba-hambaNya Tafsir al-Wajizوَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya Yakni apabila perselisihan diantara kedua belah pihak telah membesar dan menguat. فَابْعَثُوا۟maka kirimlah Yakni kepada kedua belah pihak suami istri حَكَمًاseorang hakim Yakni untuk memutuskan perkara diantara mereka berdua, dan hakim atau mediator ini dari orang yang memiliki kelayakan dalam masalah ini baik itu secara keilmuan, agama, dan sifat adil. Allah menuliskan bahwa kedua hakim atau mediator ini berasal dari kedua belah pihak suami dan istri, dan ini bisa jadi karena mereka lebih mengetahui ahwal dari suami istri, lebih dapat menjaga rahasia, dan lebih mengharapkan perdamaian diantara keduanya dan kebaikan hubungan keduanya; dan hal ini dilakukan apabila belum diketahui siapa yang bersifat buruk dan lalai diantara suami istri tersebut, adapun jika telah diketahui maka yang harus dilakukan adalah menyerahkan hak yang dilalaikan dari salah satu pasangan kepada yang berhak. Kedua hakim atau penengah tersebut harus mengerahkan seluruh kemampuannya dalam usaha memperbaiki dua pihak yang berselisih, jika mereka mampu memperbaikinya baik dengan mewajibkan pemberian nafkah baik itu sedikit atau banyak, menghentikan kelalaian yang terjadi, menahan pemberian nafkah, atau dengan hal lainnya. Dan apabila keduanya tidak mampu memperbaiki hubungan pasangan ini dan melihat bahwa perceraian lebih baik bagi mereka maka hal itu boleh mereka lakukan; namun pendapat lain mengatakan kedua hakim tersebut harus mengangkat permasalahannya ke qadhi terlebih dahulu dan perceraian pasangan ini tidak sah tanpa putusan dari qadhi. إِن يُرِيدَآ Jika keduanya Yakni kedua hakim atau penengah itu menghendaki إِصْلٰحًاperbaikan Yakni perbaikan diantara pasangan suami istri itu. يُوَفِّقِ اللهُ بَيْنَهُمَآ ۗ niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri Yakni Allah akan memberi taufik kepada pasangan itu hingga dapat kembali kepada keakuran dan pergaulan yang baik. Dan apabila kedua hakim itu saling berselisih maka putusan yang mereka ambil tidak boleh dilaksanakan. Zubdatut Tafsir۞ وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ ٱلْمَرَاضِعَ مِن قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ وَهُمْ لَهُۥ نَٰصِحُونَArab-Latin wa ḥarramnā 'alaihil-marāḍi'a ming qablu fa qālat hal adullukum 'alā ahli baitiy yakfulụnahụ lakum wa hum lahụ nāṣiḥụnArtinya dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?".Dan kami cegah wanita-wanita yang menyusui dari Musa untuk menyusu dari mereka sebelum Kami mengembalikannya kepada ibunya. Lalu saudara perempuannya berkata, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada kalian satu keluarga yang akan merawatnya dan menyusuinya dengan baik, serta mereka akan menyayanginya?” mereka pun menerima permintaannya itu. Tafsir al-MuyassarMusa tidak mau -atas kehendak Allah- untuk disusui oleh para wanita. Maka tatkala saudari Musa melihat keinginan besar mereka untuk menyusukan Musa, dia berkata kepada mereka, “Maukah kalian aku tunjukkan satu keluarga yang bisa menyusui dan menjaganya, serta mereka berlaku baik terhadapnya?” Tafsir al-MukhtasharKami halangi Musa untuk menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum kembali kepada ibunya. Kemudian saudari Musa berkata "Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu satu keluarga yang akan merawatnya untukmu, dan mereka dapat mendidik, menyusui dan berlaku baik kepadanya dengan tulus?" Tafsir al-Wajizوَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya Yakni Kami mencegahnya untuk menyusu dari wanita-wanita yang hendak menyusuinya. مِن قَبْلُsebelum itu Yakni sebelum Kami mengembalikannya kepada ibunya. Istri Fir’aun meminta para wanita itu untuk menyusui Musa, namun ia tidak mau menyusu pada seorangpun dari mereka. فَقَالَتْmaka berkatalah saudari Musa Yakni saudari Musa berkata setelah melihatnya menolak untuk menyusu. هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰٓ أَهْلِ بَيْتٍ يَكْفُلُونَهُۥ لَكُمْ Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu Yakni yang menjamin bagi kalian untuk mengasuh dan menyusuinya. وَهُمْ لَهُۥ نٰصِحُونَ dan mereka dapat berlaku baik kepadanya Yakni mereka sangat sayang kepadanya dan tidak lalai dalam mengasuh dan menyusuinya. Zubdatut Tafsirقَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَArab-Latin qālū innā kunnā qablu fī ahlinā musyfiqīnArtinya Mereka berkata "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut akan diazab".Para penghuni surga datang, sebagian bertanya kepada sebagian yang lain tentang kenikmatan besar yang mereka dapatkan dan sebabnya. Mereka berkata, “kami di dunia saat berada berada di tengah keluarga kami adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan kami, takut kepada azabNya di Hari Kiamat. Lalu Allah memberi kami nikmat hidayah dan taufik, Allah menjaga kami dari azab beracun Neraka Jahanam, yakni api dan panasnya. Sesungguhnya kami sebelum ini beribadah dengan rendah hati kepada Allah semata tidak menyekutukanNya dengan apa pun, maka Allah menjaga kami dari azab neraka dan menyampaikan kami ke surga yang penuh kenikmatan ini. Allah menjawab doa kami dan memberi kami apa yang kami minta. Sesungguhnya Allah Mahabaik lagi Maha Penyayang di antara kebaikan Allah dan dan rahmatNYa kepada kami adalah Dia memberikan ridha dan surgaNya, serta menjaga kami dari murkaNya dan neraka.” Tafsir al-MuyassarMereka menjawab, “Sesungguhnya dulu kami di dunia di antara keluarga kami dalam keadaan ketakutan dari siksa Allah. Tafsir al-MukhtasharMereka berkata “Kami takut dengan azab Allah di akhirat” Tafsir al-Wajizقَالُوٓا۟ إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِىٓ أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ Mereka berkata “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut akan diazab” Yakni merasa takut dari azab Allah, atau takut untuk bermaksiat kepada Allah. Zubdatut Tafsirقُلِ ٱللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَّهُۥ دِينِىArab-Latin qulillāha a'budu mukhliṣal lahụ dīnīArtinya Katakanlah "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku".14-15 Katakanlah wahai rasul kepada manusia “sesungguhnya aku menyembah Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya dengan mengikhlaskan iabadah dan ketaatanku hanya untukNya” maka sembahlah oleh kalian wahai orang-orang musyrik apa yang kalian ingin sembah selain Allah berupa berhala-berhala, patung-patung dan makhluk-mahklukNya yang lain, hal itu tidak merugikanku sedikitpun. ini adalah ancaman keras terhadap siapa yang menyembah selain Allah dan mempersekutukannya dengan Allah. katakalnlah wahai rasul, ”sesungguhnya orang-orang yang benar-benar merugi adalah orang-orang yang merugikan diri sendiri dan keluarga mereka di hari kiamat dan hal itu dengan menyesatkan mereka dan mengahalang-halangi mereka dari beriman di dunia.” ketahuilah, bahwa kerugian orang-orang musyrik itu pada diri dan keluarga mereka di hari kiamat adalah kerugian yang jelas dan nyata.” Tafsir al-MuyassarKatakanlah -wahai Rasul- “Sesungguhnya aku menyembah Allah semata dengan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya, aku tidak menyembah selain-Nya.” Tafsir al-MukhtasharKatakanlah "Aku hanya menyembah Allah, dengan penuh ketaatan kepadaNya, dengan tidak merusak dengan kesyirikan dan riya’, maka aku tidak akan menyembah selain Allah Tafsir al-Wajizقُلِ اللهَ أَعْبُدُ Katakanlah “Hanya Allah saja Yang aku sembah Yakni aku tidak menyembah selain Allah, baik itu dengan menyembah selain-Nya atau dengan menyekutukan-Nya. مُخْلِصًا لَّهُۥ دِينِى dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agamaku” Yakni ibadahku hanya untuk Allah, tidak mengandung kemusyrikan, riya’, maupun hal lainnya. Zubdatut Tafsirقَالَ لَوْ أَنَّ لِى بِكُمْ قُوَّةً أَوْ ءَاوِىٓ إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍArab-Latin qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīdArtinya Luth berkata "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan".Luth berakata kepada mereka ketika mereka menolak kecuali perbuatanhomo yang keji itu, ”seandainya aku memiliki kekuatan dan penolong bersamaku untuk melawan kalian, atau aku bernaung pada satu keluarga besar yang akan melindungiku dari kalian, pastilah akan aku halangi antara kalian dan antara apa yang kalian inginkan. Tafsir al-MuyassarLūṭ berkata, "Seandainya aku mempunyai kekuatan untuk melawan kalian, atau mempunyai keluarga yang bisa melindungiku sehingga aku bisa menghalangi kalian dari tamu-tamuku." Tafsir al-MukhtasharLuth berkata kepada mereka “Kalau saja aku punya kekuatan dan kuasa untuk mencegah kalian atau penolong yang bisa aku mintai perlindungan, yaitu kerabat yang kuat mencegah kalian, niscaya aku akan melawan kalian agar tidak menginginkan tamu-tamuku.” Tafsir al-Wajizقَالَ لَوْ أَنَّ لِى بِكُمْ قُوَّةً Luth berkata “Seandainya aku ada mempunyai kekuatan untuk menolakmu Yakni duhai seandainya aku memiliki kemampuan untuk mencegah perbuatan kalian. أَوْ ءَاوِىٓ إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍatau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan Tempat yang kokoh untuk berlindung. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud dengan الركن الشديد yakni keluarga yang kuat yang dapat melindunginya, ia mengatakan ini karena ia tidak memiliki keluarga dari kaum mereka sebab ia berasal dari Irak. Yakni seandainya aku memiliki satu dari dua hal, yaitu kekuatan atau keluarga, pasti aku akan melawan kalian, membuat perhitungan dengan kalian, serta mencegah kalian dari pelecehan kehormatan rumah dan tamuku. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda “semoga Allah mengampuni nabi Luth, andaisaja begitu, ia akan berlindung di tempat yang kokoh”. Yakni perlindungan Allah. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah kumpulan penafsiran dari berbagai mufassirin berkaitan isi dan arti ayat tentang keluarga arab, latin, artinya, semoga menambah kebaikan bagi kita bersama. Sokonglah perjuangan kami dengan memberikan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan
Tanggung Jawab Orang Tua Tanggung jawab apa yang suami dan istri tanggung bersama dalam membesarkan anak-anak mereka? Setiap orang memiliki kedudukan yang penting dalam keluarganya. Melalui para nabi Tuhan telah menjelaskan bagaimana hendaknya perilaku dan perasaan para ayah, ibu, dan anak terhadap satu sama lain. Sebagai suami, istri, dan anak, kita perlu mempelajari apa yang Tuhan harapkan untuk kita lakukan untuk memenuhi tujuan kita sebagai sebuah keluarga. Jika kita semua melakukan bagian kita, kita akan dipersatukan secara kekal. Dalam tanggung jawab kudus peran sebagai orang tua, “para ayah dan ibu berkewajiban untuk saling membantu sebagai pasangan yang setara” “Keluarga Pernyataan kepada Dunia,” Liahona, Oktober 2004, 49. Mereka hendaknya bekerja bersama untuk memenuhi kebutuhan rohani, emosi, intelektual, dan jasmani keluarga. Beberapa tanggung jawab haruslah dipikul bersama oleh suami dan istri. Orang tua hendaknya mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka. Tuhan memperingatkan bahwa jika orang tua tidak mengajari anak-anak mereka tentang iman, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus, dosa akan dipikulkan ke atas kepala orang tua. Orang tua hendaknya juga mengajari anak-anak mereka untuk berdoa dan untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan lihat A&P 6825, 28. Salah satu cara terbaik orang tua dapat mengajari anak-anak mereka adalah melalui teladan. Suami dan istri hendaknya memperlihatkan kasih dan rasa hormat terhadap satu sama lain dan terhadap anak-anak mereka melalui baik tindakan maupun perkataan. Adalah penting untuk mengingat bahwa setiap anggota keluarga adalah anak Allah. Orang tua hendaknya memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih dan hormat, bersikap tegas namun baik hati terhadap mereka. Orang tua hendaknya memahami bahwa kadang-kadang anak-anak akan membuat pilihan yang salah bahkan setelah mereka diajari kebenaran. Ketika hal ini terjadi, orang tua hendaknya tidak menyerah. Mereka hendaknya terus mengajari anak-anak mereka, menyatakan kasih bagi mereka, menjadi teladan yang baik bagi mereka, serta berpuasa dan berdoa bagi mereka. Kitab Mormon memberi tahu kita bagaimana doa-doa seorang ayah menolong putranya, yang pemberontak, kembali ke jalan Tuhan. Alma yang Muda telah menjauh dari ajaran-ajaran ayahnya yang saleh, Alma, dan berusaha untuk menghancurkan Gereja. Sang ayah berdoa dengan iman bagi putranya. Alma yang Muda dikunjungi oleh seorang malaikat dan bertobat dari jalan hidupnya yang sesat. Dia menjadi seorang pemimpin Gereja yang hebat lihat Mosia 278–32. Orang tua dapat menyediakan suasana kekhidmatan dan rasa hormat dalam rumah jika mereka mengajari dan membimbing anak-anak mereka dalam kasih. Orang tua hendaknya juga menyediakan pengalaman-pengalaman yang bahagia bagi anak-anak mereka. Bagaimana para suami dan istri dapat saling mendukung dalam peranan mereka? Ke mana para orang tua tunggal dapat berpaling meminta bantuan? Tanggung Jawab Ayah Apa teladan positif yang telah Anda lihat dari para ayah yang membesarkan anak-anak mereka? “Berdasarkan rancangan ilahi, para ayah hendaknya memimpin keluarga mereka dengan kasih dan kebenaran, serta bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan hidup dan perlindungan bagi keluarganya” Liahona, Oktober 2004, 49. Seorang ayah yang layak yang adalah anggota Gereja memiliki kesempatan untuk memegang imamat, yang menjadikannya pemimpin keimamatan keluarganya. Dia hendaknya membimbing keluarganya dalam kerendahan hati dan kebaikan alih-alih dengan paksaan atau kekejaman. Tulisan suci mengajarkan bahwa mereka yang memegang imamat hendaknya memimpin orang lain melalui bujukan, kelembutan, kasih, dan kebaikan hati lihat A&P 12141–44; Efesus 64. Ayah berbagi berkat-berkat keimamatan dengan anggota keluarganya. Ketika seorang pria memegang Imamat Melkisedek, dia dapat berbagi berkat-berkat ini dengan melayani yang sakit dan memberikan berkat-berkat imamat yang khusus. Di bawah arahan seorang pemimpin imamat ketua, dia dapat memberkati bayi, membaptis, menetapkan, serta melaksanakan tata cara keimamatan. Dia hendaknya memberikan teladan yang baik bagi keluarganya dengan menaati perintah-perintah. Dia hendaknya juga memastikan keluarga berdoa bersama dua kali sehari dan mengadakan malam keluarga. Ayah hendaknya meluangkan waktu dengan setiap anak secara individu. Dia hendaknya mengajari anak-anaknya asas-asas yang benar, berbicara dengan mereka mengenai masalah dan keprihatinan mereka, serta menasihati mereka dengan penuh kasih. Beberapa teladan yang baik ditemukan dalam Kitab Mormon lihat 2 Nefi 114–325; Alma 36–42. Adalah juga tugas ayah untuk menyediakan kebutuhan jasmani keluarganya, dengan memastikan mereka memiliki makanan, tempat tinggal, pakaian, dan pendidikan yang dibutuhkan. Bahkan jika dia sendiri tidak dapat menyediakan semua kebutuhan itu, dia tidak boleh mengalihkan tanggung jawab atas pemeliharaan keluarganya. Tanggung Jawab Ibu Apa teladan positif yang telah Anda lihat dari para ibu yang membesarkan anak-anak mereka? Presiden David O. McKay mengatakan bahwa peran sebagai ibu adalah pemanggilan yang paling mulia lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja David O. McKay [2003], 186. Itu merupakan sebuah pemanggilan sakral, suatu kerekanan dengan Allah dalam mendatangkan anak-anak roh-Nya ke dalam dunia. Melahirkan anak-anak merupakan salah satu yang terbesar dari semua berkat. Jika tidak ada seorang ayah di rumah, ibulah yang memimpin keluarga tersebut. Presiden Boyd K. Packer memuji para wanita yang tidak dapat memiliki anak-anak mereka sendiri namun berusaha untuk merawat orang lain. Dia mengatakan “Ketika saya berbicara tentang para ibu, saya berbicara bukan hanya tentang para wanita yang telah melahirkan anak-anak, namun juga tentang mereka yang telah mengasuh anak-anak yang dilahirkan orang lain, dan tentang banyak wanita yang, tanpa memiliki anak mereka sendiri, telah menjadi ibu bagi anak-anak orang lain” Mothers [1977], 8. Para nabi zaman akhir telah mengajarkan, “Para ibu terutama bertanggung jawab untuk mengasuh anak-anak mereka” Liahona, Oktober 2004, 49. Seorang ibu perlu meluangkan waktu bersama anak-anaknya dan mengajari mereka Injil. Dia hendaknya bermain dan bekerja bersama mereka agar mereka dapat menyingkapkan dunia di sekitar mereka. Dia juga perlu membantu keluarganya tahu bagaimana menjadikan rumah sebuah tempat yang menyenangkan. Jika dia hangat dan penuh kasih, dia menolong anak-anaknya merasa baik mengenai diri mereka sendiri. Kitab Mormon menjabarkan tentang sebuah kelompok yang terdiri dari remaja putra yang bangkit menjadi hebat karena ajaran ibu mereka lihat Alma 5316–23. Dipimpin oleh Nabi Helaman, mereka pergi berperang melawan musuh mereka. Mereka telah belajar untuk menjadi jujur, berani, dan dapat dipercaya dari ibu mereka. Ibu mereka juga mengajarkan kepada mereka bahwa jika mereka tidak ragu, Allah akan membebaskan mereka lihat Alma 5647. Mereka semua selamat dalam peperangan. Mereka mengungkapkan iman pada ajaran-ajaran ibu mereka, dengan mengatakan, “Kita tidak meragu-ragukan, dan ibu kita mengetahuinya” Alma 5648. Setiap ibu yang memiliki kesaksian dapat memiliki dampak yang besar terhadap anak-anaknya. Tanggung Jawab Anak-Anak Bagaimana anak-anak menolong orang tua mereka membangun sebuah rumah tangga yang bahagia? Anak-anak berbagi dengan orang tua mereka tanggung jawab dalam membangun sebuah rumah tangga yang bahagia. Mereka hendaknya mematuhi perintah-perintah dan bekerja sama dengan anggota keluarga lainnya. Tuhan tidak senang ketika anak-anak bertengkar lihat Mosia 414. Tuhan telah memerintahkan anak-anak untuk menghormati orang tua mereka. Dia berfirman, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” Keluaran 2012. Menghormati orang tua artinya mengasihi dan menghargai mereka. Itu juga berarti mematuhi mereka. Tulisan suci memberi tahu anak-anak untuk “[menaati] orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian” Efesus 61. Presiden Spencer W. Kimball mengatakan bahwa anak-anak hendaknya belajar untuk bekerja dan berbagi tanggung jawab di rumah dan di kebun. Mereka hendaknya diberi tugas untuk menjaga rumah rapi dan bersih lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball [2006], 146. Apa yang hendaknya anak-anak lakukan untuk menghormati dan menghargai orang tua mereka? Apa yang orang tua Anda lakukan yang menuntun Anda untuk menghormati dan menghargai mereka? Menerima Tanggung Jawab Mendatangkan Berkat Apa yang dapat setiap anggota keluarga lakukan untuk menjadikan rumah sebuah tempat yang bahagia? Sebuah keluarga yang penuh kasih dan bahagia tidak terjadi secara kebetulan. Setiap orang dalam keluarga itu haruslah melakukan bagiannya. Tuhan telah memberi tanggung jawab baik kepada orang tua maupun anak-anak. Tulisan suci mengajarkan bahwa kita harus bijaksana, gembira, dan bertimbang rasa terhadap orang lain. Ketika kita berbicara, berdoa, menyanyi, atau bekerja bersama, kita dapat menikmati berkat-berkat keharmonisan dalam keluarga kita lihat Kolose 3. Apa beberapa tradisi dan praktik yang dapat menjadikan rumah sebuah tempat yang bahagia? Tulisan Suci Tambahan dan Sumber Lainnya Amsal 226 didiklah anak Efesus 61–3 anak-anak harus mematuhi orang tua A&P 6825–28; Efesus 64 tanggung jawab orang tua “Keluarga Pernyataan kepada Dunia,” tersedia di dan di banyak terbitan Gereja, termasuk Liahona, Oktober 2004, hlm. 49; Untuk Kekuatan Remaja [nomor bahan 36550 299], hlm. 44; dan Teguh pada Iman [nomor bahan 36863 299], hlm. 76–77 Buku Penuntun Keluarga nomor bahan 31180 299
Berikut ini Rumah Teknologi akan memberikan Jawaban Mengenai Pertanyaan di bawah ini, semoga dapat memberikan manfaat, dan digunakan sebagai referensi pengetahuan. Artikel kali ini akan membahas “apa yang dikehendaki allah dalam keluarga” ayo kita lanjutkan yahh. Untuk adik adik diharap untuk mengerjakan soal terlebih dahulu sebelum melihat jawaban dibawah ini. Jawaban ini dapat dijadikan sebagai referensi dan membantu orangtua serta guru untuk mengecek jawaban dari siswa tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk memudahkan siswa dalam menemukan dan cross cek jawaban yang telah ada. setiap jawaban yang akan dibahas ini tidak bersifat mutlak benar dan teman teman bisa secara mandiri mencari jawabannya agar bisa lebih eksplor dengan jawabannya. Dilansir berdasar berbagai sumber, Berikut penjelasan mengenai “apa yang dikehendaki allah dalam keluarga” Pertanyaan apa yang dikehendaki allah dalam keluarga Jawaban kerukunan dan kesetiaan Demikian penjelasan mengenai pertanyaan apa yang dikehendaki allah dalam keluarga, semoga dapat membantu.
Pak Ato memiliki luas lahan 60 m2. Beliau akan membuat sebuah rumah berbentuk minimalis, yang memiliki 3 kamar tidur yaitu kamar utama yang memiliki u … kuran panjang 4 m dan lebar 3 m, kemudian 2 kamar anak tidur anak yang memiliki ukuran panjang satu meter kurangnya dari ukuran panjang kamar utama. Kamar mandi dengan ukuran 2 m x 1,5 m, tempat cuci dengan ukuran sama seperti kamar mandi, ruang dapur dan ruang keluarga memiliki ukuran sama yaitu 3 m x 2,5 m, kemudian ruang tamu memiliki ukuran panjang sama dengan ruang keluarga dan lebarnya setengah kurangnya dari ruang keluarga, sedangkan teras berukuran 3 m x 1 m. Tentukan rasio desain denah rumah tersebut!
apa yang dikehendaki allah dalam keluarga